FPI Bubarkan Diskusi HMI Pekanbaru, Bawa Paksa Pematerinya

ilustrasi kekerasan (net)

Beritariau.com, Pekanbaru - Sekitar 50 orang massa yang menamakan diri Front Pembela Islam (FPI) Pekanbaru melakukan sweeping di acara diskusi yang ditaja HMI Pekanbaru, Jumat (01/4) kemarin. Bahkan, kelompok ini juga membawa serta AM Safwan, yang merupakan pemateri diskusi asal Yogyakarta.

Koordinator Diskusi, Diman mengungkapkan penyesalannya atas insiden ini. Karena acara yang ditaja bersama Kelompok Diskusi Batas Arus Pekanbaru dan Jaringan Aktivis Filsafat Islam (JAKFI) Pekanbaru ini merupakan acara positif dan agenda rutin yang berlangsung setiap minggu.

“Kita sangat menyesalkan adanya pembubaran tersebut, bahkan Pemateri dipaksa dan dibawa pergi tanpa persetujuan penyelengara,” Ujar Diman

Diman pun menjelaskan, saat itu sekitar pukul 20.00 WIB, AM Safwan sampai di Pusgit HMI. Di sana, telah ada beberapa orang FPI dan kemudian AM Safwan berdialog dengan sekelompok orang tersebut.

Inti dari diskusi tersebut, FPI minta acara tidak dilanjutkan. AM Safwan pun sudah menyanggupi permintaan mereka, akan tetapi selang beberapa menit sekitar 50 massa FPI datang dan langsung melakukan aksi Sweeping dan membawa pergi AM Safwan.

“Kami tidak tahu Pemateri di bawa kemana, beliau tidak dapat dihubungi, akan tetapi sekitar pukul 23.00 WIB salah satu media online memberitakan bahwa AM Safwan ada di markas FPI di Jalan Sungai Kampar, Kelurahan Tanjung Rhu. Kabarnya, beliau diinterogasi oleh FPI,” tutur Diman.

Kemudian sekitar pukul 04.00 WIB, Diman mendatangi Polres Pekanbaru dan berniat untuk melaporkan kejadian tersebut. Ia meminta pengamanan terhadap AM Safwan yang dibawa oleh FPI. Akan tetapi sekira pukul 06.00 WIB dapat kabar jika AM Safwan akan berangkat pulang ke Yogyakarta pada pukul 08.00 WIB.

“AM Safwan berpesan, demi keamanan bersama jangan ada yang mengantarkan saya ke Bandara,” tutur Diman.

Namun masih ada kekecewaan yang dirasakan Diman, yakni saat membaca media yang memberitakan bahwa kegiatan tersebut adalah diskusi tentang aliran Syiah. Diman membantah dan menjelaskan bahwa diskusi itu tentang perempuan, bukan tentang suatu aliran. 

"Kami belum ada dimintai keterangan dari mana pun juga terkait kegiatan tersebut. Jika ada isu yang tidak menyenangkan, datang ikut diskusi agar kita tahu apa yang dibahas. Kami sangat terbuka jika ada pihak yang 
melakukan pendekatan dialogis," jelasnya lagi. [rls]