Jumpa Pers Pasca Heboh Foto Beredar

PT APSL bantah keras lahannya terbakar & terlibat SP3 Polda Riau

ilustrasi perkebunan

Beritariau.com, Pekanbaru - Pihak perusahaan perkebunan PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL) akhirnya buka suara pasca heboh beredarnya foto 'kongkow-kongkow' diduga petinggi Polda Riau dengan bos perusahaan itu.

Sayangnya, kesempatan jumpa pers di Pekanbaru, Jumat sore (02/09/16) yang bisa menjadi hak jawab terkait foto yang kini beredar di media sosial (medsos), jutru tak digunakan pihak PT APSL ‎untuk menerangkan benar atau tidak di dalam foto itu adalah bos PT APSL.

Namun, Novalina, staf legal (perizinan) perusahaan sawit itu membantah terkait keterlibatan mereka dalam SP3 15 perusahaan terduga pelaku Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut).

"Kami bukan bagian dari 15 perusahan yang terduga pelaku Karhutla," tutur Nova.

Ia juga membantah soal dua perusahaan yang baru baru ini lahannya terdeteksi kebakaran lahan.

"Untuk kebakaran lahan yang terakhir ini juga dikait-kaitkan dengan kami, saya berani aja mengajak bapak bapak dan ibu ibu yang ada di sini untuk mengecek ke lokasi. Ada ndak satu pun titik api," pungkasnya.

Selain itu, Nova juga menerangkan soal perizinan yang dimiliki perusahaan dan membagi-bagikan salinan izin perusahaan dan izin mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) dari mantan Bupati Rokan Hulu (Rohul) Achmad.

Namun, pernyataan Nova berbeda dengan penjelasan Kasubdit IV Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau, AKBP Hariwayan Harun. Menurut Hari, pihak Ditreskrimsus Polda Riau bersama Satreskrim Polres Rohul sedang menyelidiki kasus dugaan kebakaran lahan di areal PT APSL.

"Sore ini kami akan gelar perkaranya bersama Satreskrim Polres Rohul. Dari keterangan beberapa saksi dari masyarakat ataupun pihak perusahaan (PT APSL) ada sekitar 800 hektare lahan yang terbakar," terangnya.

Berdasarkan keterangan dari masyarakat, api itu berasal dari kebun sawit milik TB.

"Pelakunya bukan TB ini, tetapi kebunnya milik dia. Sementara dari PT APSL sendiri yang terbakar adalah lahan produktif dan sudah panen. Sawit itu sudah panen dalam beberapa tahun ini," jelas Hariawan lagi. [red]‎