Desak Polres Tangkap Gembong Preman

Rampas lahan & peras warga, markas kelompok preman di TNTN dibakar

AMUK MASSA - Pos alias Ampang yang Dikuasai Kelompok Preman yang Merampas Lahan dan Memeras Warga dengan Mengintimidasi di Dusun Toro Jaya Desa Kembang Bungo Kabupaten Pelalawan Dibakar Massa | Istimewa

Beritariau.com, Pelalawan - Puluhan personel gabungan Kepolisian Resor Pelalawan dan Polsek Ukui masih siaga pasca bentrokan hingga berujung aksi pembakaran sejumlah bangunan milik kelompok preman di Taman Nasional Tesso Nilo, tepatnya Dusun Toro Jaya.

Kapolsek Ukui, AKP Amri mengatakan hingga Jumat hari ini situasi jauh lebih kondusif. Meski begitu, dia mengatakan sedikitnya 28 personel polisi masih siaga di Dusun Toro Jaya yang secara administrasi bagian dari Desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui, Pelalawan.

"Alhamdulillah, sekarang sudah sangat kondusif. Tidak ada aksi massa seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir," katanya.

Amri menjelaskan, aksi pengrusakan yang dilakukan oleh ratusan warga Dusun Toro Jaya terhadap sejumlah bangunan milik kelompok diduga preman itu terjadi pada Senin (02/04/18) malam.

Sedikitnya, dua bangunan terdiri dari satu pos alias ampang-ampang dan sebuah rumah dibakar. Tempat itu, menurut warga, merupakan markas kelompok preman.

TENANGKAN MASSA - Kapolsek Ukui Iptu Amri Berusaha Menenangkan Massa Pasca Pembakaran Markas Kelompok Preman di Dusun Toro Jaya Desa Kembang Bunga Kecamatan Ukui | Ribuan Warga Ini Mendiami Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo | Istimewa

Amri mengatakan aksi itu buntut dari tindakan semena-semena yang dilakukan sekelompok orang terhadap masyarakat Dusun Toro Jaya.

Kelompok yang dipimpin seorang pria berinisial IG alias Iwan Tapung alias Iwan Cs dan beranggotakan sekitar 30 orang itu, kata dia, kerap melakukan pungutan kepada masyarakat.

"Mereka ambil retribusi yang katanya untuk perbaikan jalan. Mungkin karena kecurigaan masyarakat, tidak transparan membuat masyarakat marah," ujarnya.

Akibatnya, ratusan warga Dusun Toro Jaya melakukan "sweeping" terhadap kelompok IG. Mereka juga sempat membakar sejumlah bangunan milik Iwan Cs dan mengamankan beberapa orang yang disebut bagian dari kelompok itu.

Amri menambahkan, Polisi hingga kini telah mengamankan tiga orang yang diketahui bagian dari kelompok yang menjadi sasaran massa tersebut. Mereka semuanya kini ditangani oleh Polres Pelalawan.

"Semuanya sudah ditangani oleh Polres. Lidiknya di Polres," ujarnya.

Saat ditemui, sejumlah warga di Dusun Toro Jaya ternyata mengatakan bahwa aksi kelompok Iwan Cs tidak hanya sekadar melakukan retribusi. Namun, mereka juga kerap mengintimidasi masyarakat, termasuk merampas perkebunan sawit dan sawit warga.

Salah seorang tokoh masyarakat, Sitanggang mengatakan aksi kelompok Iwan telah menjurus aksi premanisme.

"Jadi mereka itu memungut uang retribusi secara paksaan sebesar Rp50 per kilogram. Sementara satu-satunya jalan dikuasai oleh IG cs. Awalnya, mereka menanam kelapa sawit di jalan itu dan menulis 'Senggol, Bacok. Disitu banyak buahnya menjaga. Akhirnya warga mau membayar, asal jalan diperbaiki," jelasnya.

Meski ukuran retribusi terkesan kecil, namun Sitanggang mengatakan bahwa kelompok IG dalam satu hari bisa memperoleh uang belasan juta rupiah karena dia mengatakan rata-rata hasil panen sawit dari Dusun Toro Jaya mencapai 250 ton.

Sementara itu, satu-satunya akses keluar masuk menuju Dusun Toro Jaya dikuasai oleh kelompok IG dengan membangun ampang-ampang dan dikuasai oleh anggotanya.

Selain itu, dia juga mengatakan kelompok IG tercatat beberapa kali mencaplok lahan masyarakat Dusun Toro.

Salah satu korbannya adalah seorang janda bernama Sumarni. Perempuan berusia 73 tahun itu mengaku menjadi korban keganasan kelompok Iwan Cs sekitar empat bulan lalu.

Lahan sawit miliknya seluas 20 hektare dirampas alias diambil paksa oleh anggota kelompok Iwan Cs, sementara rumahnya dibakar. Ia diusir dari pondokannya lantaran setiap malam diteror oleh anggota Iwan Cs sekitar 7 orang.

"Tiap datang mereka sekitar 7 orang dan besoknya orangnya ganti-ganti," ujar Sumarni.

Belakangan, selama empat bulan terakhir dia mengatakan hidup menumpang dari satu rumah warga ke warga lainnya. Sejumlah aksi premanisme dan teror tersebut akhirnya membuat masyarakat Dusun Toro Jaya semakin marah dan berujung anarkis.

Kapolres Pelalawan, AKBP Kaswandi mengakui telah mendengar dan memperoleh informasi dari masyarakat terkait sosok IG alian Iwan Tapung yang menjadi pengacau keamanan masyarakat Dusun Toro Jaya.

"(Terkait IG) iya, informasinya dia melakukan intimidasi, penganiayaan dan soal lahan. Semua masih penyelidikan," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.

Sebelumnya, beberapa hari sejak kejadian, warga semuanya menenteng senjata tajam yang panjang-panjang untuk mencari-cari kelompok Iwan Cs.

"Hingga saat ini, kami tak tahu apakah si Iwan ini sudah ditangkap atau tidak. Kalau dia datang lagi, jangan salahkan jika kami 'selesaikan' dia disini. Saat ini kami masih percaya pada Reskrim Polres," ujar warga saling menimpali.

RAPAT DUSUN - Warga Dusun Toro Jaya Memadati Lapangan Terbuka di Tengah Kampung, Kamis (05/04/18). Selain Mementuk Pengurus LPM yang baru, Warga Sepakat Merebut Kembali Lahan yang Dikuasai Kelompok Preman | Beritariau.com

Menurut mereka, walau mereka tinggal di dusun Toro yang notabene kawasan hutan, tapi mereka mencari makan dengan aman dan tentram.

"Mereka itu (Iwan Cs, red), dibawa kemari oleh pengedar narkoba namanya Ba (inisial) kemari. Mereka datang membawa senjata laras panjang. Sejak mereka kesini, hidup kami yang aman dan damai ini jadi terusik. Kami tak pernah merampas lahan dan sawit, mereka tak pernah menanam tapi merampas," kata mereka.

Seperti diketahui, Dusun Toro Jaya secara hukum tidak diakui oleh negara karena berada dalam kawasan TNTN. Meski begitu, saat ini terdapat lebih dari 4.000 jiwa mendiami Dusun tersebut. Mayoritas mereka juga memiliki KTP yang diberikan oleh Pemda Pelalawan.

Bahkan, di Dusun yang sebenarnya jauh lebih ramai masyarakatnya dibanding Desa induk Kembang Bungo, sudah terdapat beragam fasilitas umum. Seperti sekolah, masjid, gereja, hingga pasar.

Seluruh bangunan dan fasilitas itu dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

Melihat ramainya warga di Dusun ini, Bupati Pelalawan sendiri turut andil memberikan perhatian dengan menyerahkan 1 unit mobil Ambulance untuk masyarakat.

Keberadaan Dusun di tengah kawasan konservasi itu sendiri masih menjadi masalah bagi pemerintah pusat, terutama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. [red]