Dugaan Penganiayaan Warga oleh Kapolsek

Angky Disebut Lecehkan Aparat, Ninik Mamak Bela Kapolsek Kampar Kiri

Kapolsek Kampar Kiri Kompol Amril Memberikan Penjelasan Soal Dugaan Penganiayaan kepada Warga | Istimewa | Beritariau.com 2014

Beritariau.com, Pekanbaru - Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kampar Kiri Kabupaten Kampar membantah seluruh tuduhan Angky dan Rico, pelapor dan kakak kandung pelapor, yang menyatakan dirinya telah bertindak sewenang-wenang dengan menganiaya Angky saat di Mapolsek Kampar Kiri pada Jumat (24/10/2014) pagi lalu.

Kapolsek Kampar Kiri, Kompol Amril yang jadi salah satu terlapor pada Jumat (24/10/14) malam di Propam Polda Riau, kembali menegaskan bahwa dirinya tak seperti yang dituduhkan pelapor. [Baca : Dianiaya Kapolsek Kampar Kiri, Mahasiswa Ngadu ke Propam Polda Riau]

Bahkan, Ia mengaku mendapat dukungan pembelaan dari Ninik Mamak karena Angky selaku mahasiswa yang notabene merupakan Anak Kemenakan, dinilai telah melecehkan aparat penegak hukum.

Dalam pesan singkat yang dikirimnya kepada Beritariau.com, Sabtu (25/10/14) malam, Kompol Amril menguraikan kronologi kejadian versinya yang terjadi sekitar pukul 10.00 pagi itu.

Ia menerangkan, pemanggilan Aris, teman Angky, adalah sebagai pelaku dalam kasus dugaan pengeroyokan terhadap korban bernama Rio yang terjadi beberapa waktu lalu. Saat di Mapolsek, Angky merasa tak terima temannya itu diproses secara hukum.

"Sesampainya di Polsek, dia (Angky) langsung marah-marah. Mendengar ada keributan, saya bertanya ada masalah apa. "Untuk apa kawan saya dipanggil? Main tangkap dan panggil orang saja" kata dia sambil marah," kata Kompol Amril di pesan singkat itu menirukan ucapan Angky.

Lantas, Kanit Reskrim Ipda Zulfatriano pun menanyakan kapasitas Angky dalam kasus ini. Jika tak ada urusan, Angky diminta supaya menunggu diluar.

"Polisi ini A****g semua, tak tahu kalian kami orang asli sini," teriak Angky seperti dituturkan Kompol Amril pada Beritariau.com. Tak hanya itu, sesampai di luar, Angky kembali memaki berulang kali dengan kata-kata kotor,"Polisi P****k".

Kejadian itu, kata Amril, juga disaksikan oleh beberapa orang Ninik Mamak, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kepala Desa (Kades). Pasalnya, saat itu, Polsek Kampar Kiri bersama para tokoh dan Kades itu, baru pulang usai menggelar Operasi Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Ops Pekat) di Kampar Kiri.

Saat dipanggil oleh petugas piket Mapolsek, Angky justru kabur. Tak lama kemudian, selang 15 menit, orang tua Angky datang dan diterima dengan baik oleh Kapolsek. Disaksikan oleh Ninik Mamak dan keluarga, kedua pihak pun akhirnya bermaafan.

Ternyata masalah belum selesai. Dilanjutkan Amril, sebelum Sholat Jumat, Rico, kakak kandung Angky, datang bersama rombongan dan mendadak marah-marah.

"Dimana Kapolsek dan Polisi A****g itu, B**i kau semua, p****k! Kalian pendatang disini, jangan sok aroganlah mengatur kami disini," kata Rico saat itu seperti dituturkan Amril.

Saat itu, Rico dipanggil oleh Ninik Mamak. Tapi, tak dihiraukannnya. "Datuk tak usah sok bantu polisi lah. Mereka pendatang disini," kata Rico lagi.

Mendengar dilecehkan berkali-kali, Amril menerintahkan anggotanya saat itu untuk menahan diri. "Nanti dia capek sendiri," kata Amril. Lalu, Rico dan teman-temannya membubarkan diri.

Sementara itu, terkait kejadian ini, Polres Kampar secara terpisah mengeluarkan pernyataan resmi termasuk soal demo di Mapolsek Kampar Kiri oleh warga Desa Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar pada Jumat (24/10/14) siang lalu.

Dalam penjelasannya, Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono melalui Paur Humas Ipda Deni Yusra, Sabtu (25/10/14) malam di Bangkinang, memperkuat pernyataan dan kronologi yang disampaikan Amril.

Kapolres membenarkan bahwa, aksi demo sekitar sekitar 20 orang itu dipimpin langsung oleh Rico Febputra SH. Mereka meminta Kapolsek Kampar Kiri bertanggungjawab atas dugaan terjadinya pemukulan terhadap Angky yang dilakukan oleh anggota Polsek.

"Kejadian ini berawal ketika Angky datang ke Polsek Kampar Kiri menemani Aris. Aris saat ini menjadi tersangka kasus dugaan pengeroyokan di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri yang terjadi pada Jum'at (3/10/14) lalu," terang Deni Yusra.

Atas kejadian itu, lanjut Deni, Aris dipanggil pada hari Jum'at (24/10/14) pagi sekitar pukul.10.00 WIB ke Polsek Kampar Kiri.

Saat itu, Angky sering menyela pertanyaan penyidik yang diajukan pada Aris. Lalu, penyidik mempertanyakan kepentingan Angky yang dinilai tak jelas.

Penyidik pun meminta Angky keluar. Tak terima diperlakukan demikian oleh Polsek Kampar Kiri, Angky datang membawa warga Lipat Kain yang masih merupakan keluarganya ke Mapolsek.

"Massa diterima Kabag Ops Polres Kampar yang datang bersama pasukan dari Polres Kampar sekitar pukul 15:00 WIB," ujar Deni.

 

Warga Desa Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Menggeruduk Mapolsek | Istimewa | Beritariau.com 2014

 

Dijelaskannya, saat itu, Kompol Amril menemui pendemo dan menjelaskan ikhwal kejadian itu.

"Saudara Angky datang dengan cara kurang etis dan tak sopan sambil berkata kasar dan memaki 2 personil Polri," jelas Kompol Amril kepada massa saat itu, ditirukan Deni. Sekitar pukul 16:00 WIB, lalu massa membubarkan diri.

Kepada Beritariau.com, Kompol Amril menyatakan, dukungan sejumlah tokoh masyarakat dan Ninik Mamak dapat ditanyakan secara langsung. Ia juga menyatakan siap menghadap Bidang Propam Polda Riau jika suatu saat dipanggil atas laporan Angky.

"Ninik Mamak bersedia diwawancara. Dan saya siap dipanggil Propam Polda Riau," kata Amril pada Beritariau.com menutup pesan singkatnya itu. [red]

Tags :# hukum